
Bekerja dan tinggal di Singapura bagi saya serasa tinggal di salah satu propinsi Indonesia. Saya tidak pernah merasa tinggal di luar negeri. Selain karena kedekatan geografis, banyaknya populasi Melayu dan juga Indonesian, juga karena bisa ditangkapnya siaran TV-TV Indonesia hanya menggunakan antena in-door.
Untuk TV nasional, TPI, RCTI dan SCTV adalah 3 stasiun TV yang bisa dengan jernih ditangkap siarannya di Singapura ini. TransTV dan Indosiar bisa juga diterima siarannya tapi agak kurang jernih. Sedangkan MetroTV kadang diterima, kadang hilang.
Untuk TV daerah, ada BTV (Batam TV) dan STV (Semenanjung TV) yang juga bisa dengan jernih diterima siarannya.
Memang secara kualitas tanyangan, saya lebih memilih untuk tidak memutar siaran TV-TV Indonesia berlama-lama karena menghindari anak-anak mendapatkan siaran yang kurang mendidik dari berita-berita kriminal dan juga sinetron-sinetron yang mengumbar kekerasan dan kebanyakan jalan ceritanya tidak mendidik sama sekali.
Namun, seringkali ada kerinduan untuk menyimak acara siraman rohani dari ustadz-ustadz Indonesia melalui ketiga stasiun TV tersebut. Selain itu juga keinginan untuk menonton berita-berita aktual langsung dari Liputan6 SCTV, menonton sinetron komedi yang kocak ala OB (Office Boy - RCTI), dan tak lupa acara goyang dangdut ala KDI-TPI.
Ya emang asalnya orang kampung, meski udah tinggal di negara maju, kuping tetep aja dangdut.
Harap maklum :)
2 comments:
Hebat pak, bisa stay di luar negeri. Bagaimana prospek usaha makanan di negeri Singa? terima kasih.
http:/mania-comunty.blogspot.com
jika mau jd hacker
Post a Comment