Tuesday, September 27, 2005

Perumnasnya Singapura



Berbeda dengan di Indonesia, sedihnya di Singapura adalah rumah tanah (landed property) yang sangat mahal dikarenakan kecilnya negara Singapura. Karena itulah sebagian besar rakyat Singapura tinggal di rumah susun atau flat atau HDB kalo orang Singapura bilang. HDB (Housing & Development Board) adalah perumnasnya Indonesia. HDB adalah kaki tangan pemerintah dalam penyediaan rumah rakyat. Kalo di Indonesia hampir mayoritas rakyatnya tinggal di rumah tanah, tidak demikian dengan Singapura. Disini kebanyakan rakyatnya tinggal di flat (HDB) dan sebagian yang lain tinggal di apartemen, kondominium dan rumah tanah. Bagaimana harga flat tersebut ? Hmmm.. mahal booo. Harga sewa flat-nya saja SGD$1000an per bulan. Kalo harga sewa kondominium yang standar berkisar SGD2000-$3000an per bulan. Bayangin kalo kita sewa rumah di Indonesia, bisa dapet setahun kan ? Tentu dengan type dan fasilitas yang sama. Foto-foto di atas adalah contoh HDB ala Singapura yang seperti kandang burung kalo saya merasakan akhir-akhir ini... :(
Berapa harga flat tersebut ? Memang masalah harga sangat relative dengan tipe HDB-nya namun saya akan beri contoh bahwa ada beberapa orang teman kantor saya - orang Indonesia juga - yang berlebih rezekinya dan sudah membeli HDB tipe 3 kamar tidur luas kira-kira 100m persegi dengan harga seputar SGD$260-280 ribu atau sekitar Rp 1,7 Milyar kalo dirupiahkan (glekk)… Wah temen-temen saya tajir (banyak uang) dong… Hmmm nanti dulu, harga tersebut tentu saja harga kredit atau KPR kalo istilah kita di Indonesia. Berapa tahun mencicilnya ? Bisa 30-35 tahun tergantung dengan besarnya uang muka dan juga usia pembeli. Apakah flat HDB itu bangunan baru ? Tidak. Usia bangunannya sudah 8 tahunan karena memang untuk orang asing pemegang Permanent Resident (PR) tidak diijinkan untuk membeli HDB baru alias harus resale dari pasar property. Ruginya juga, hak kepemilikan flat HDB tersebut cuma hak guna pakai sampai 99 tahun bukan hak milik seperti di kebanyakan di Indonesia.

Lalu apa untungnya beli rumah di Singapura ? Masih ingat dengan harga sewa flat HDB yang saya sebutkan di atas ? Harga sejumlah S$1000an tersebut bisa digunakan untuk membayar cicilan flat tiap bulan sebagai ganti dari membayar sewa. Jadi uang kita tidak terbuang percuma untuk membawar sewa. Berapa uang muka untuk membeli flat tersebut ? Dulu waktu teman-teman saya beli uang mukanya sekitar 20% dan sekarang sudah diperkecil menjadi 10% untuk menggairahkan pasar dan menjaga kestabilan harga flat HDB tersebut.
Apa yang bisa kita pelajari dari ‘perumnas’ Singapura ini ? Adalah bagaimana HDB memberikan subsidinya kepada rakyat Singapura yang disesuaikan dengan berbagai kriteria yang salah satunya adalah pendapatan. Dalam hal ini, pemerintah Singapura memberikan Besarnya pendapatan akan berpengaruh dengan tipe flat yang bisa dibeli. Orang yang pendapatannya besar harus membeli flat dengan tipe yang besar dan subsidi pemerintah yang kecil. Begitu pula sebaliknya, orang dengan pendapatan kecil harus membeli flat yang tipe kecil tapi dengan subsidi yang lebih besar. Jadi dalam hal ini subsidi benar-benar sampai ke sasaran.
Uniknya pemerintah Singapura juga memberi subsidi tambahan kepada orang yang membeli flat berdekatan dengan orang tuanya agar dalam hal ini anak dapat lebih dekat memperhatikan orang tuanya apabila usia mereka sudah lanjut. Hmmm… sampe segitunya yach…
Bandingkan dengan apa yang sudah diperbuat oleh perumnas dalam menyediakan perumahan rakyat.

1 comment:

Awank said...

Salam kenal ,
Mau tanya kalau Flat murah itu ada daerah mana ya ? secara anak saya ada 3 . jadi saya sekeluarga ada 5 orang. mohon infonya. terima kasih

awk