Friday, October 21, 2005

Trik Cari Kerja Di Singapura

Hari demi hari, saya melihat rasanya tambah banyak aja orang-orang India yang bekerja di Singapura. Pagi ini waktu berangkat naik bis ke kantor, dalam bis serasa ‘warung sate’ karena dipenuhi oleh orang-orang India yang juga akan pergi ke kantor. Hmmm.. kayaknya Singapura mulai dibombardir nih oleh tenaga ahli dari India. Terbersit dalam pikiran, kemana aja yah para tenaga ahli Indonesia ? Yah mungkin memang mereka tidak perlu untuk jauh-jauh kerja keluar dari Indonesia karena memang Indonesia tempat yang nikmat untuk bekerja bagi sebagian orang. Namun bagi yang sebenarnya punya skill dan ingin bekerja ke luar negeri termasuk Singapura mungkin juga mereka tidak tahu bagaimana caranya. Untuk itu lewat tulisan ini saya ingin sedikit berbagi cerita tentang caranya mencari kerja di Singapura sebagai tenaga ahli (skilled employee) dalam berbagai bidang baik IT, Sipil, Kimia, Banking dll.

Bagaimana cara mencari lowongan dan melamar kerja di Singapura ?
Mencari lowongan bisa didapatkan di jobsearch seperti http://www.jobsdb.com.sg, http://www.monster.com.sg atau http://www.jobstreet.com.sg dan masih banyak lagi jobsearch terdapat di internet.
Melamar bisa dilakukan lewat jobsearch dengan mengirimkan CV secara online atau mengirimkan CV ke agen/perusahaan yang membuka lowongan tersebut secara langsung. Pastikan bahwa agen/perusahaan yang membutuhkan karyawan tersebut benar-benar agen/perusahaan Singapura karena ada beberapa kasus penipuan mengatasnamakan agen/perusahaan di Indonesia yang membuka lowongan di internet untuk ditempatkan di Singapura tapi untuk penipuan saja.
Intinya, TIDAK PERNAH ada lowongan di Singapura yang memungut uang pada saat proses seleksi.

Bagaimana wawancaranya ?
Wawancara untuk tenaga kerja asing biasanya dilakukan lewat telepon. Untuk itu, perjelas keahlian anda di CV yang anda kirimkan sehingga kesempatan anda untuk diinterview lewat telepon semakin besar. Dan saya kira lowongan yang memang membutuhkan keahlian dan bukan penampilan, wawancara lewat telepon lebih dari cukup.

Bagaimana kalo agen/perusahaan tersebut memerlukan anda datang untuk wawancara ?
Ya mau ngga mau anda harus datang langsung. Sebelumnya bisa dicoba untuk negosiasi supaya biaya perjalanan anda dibiayai oleh agen/perusahaan yang mengundang anda untuk wawancara. Kalo gagal, bisa dicoba pergi lewat Batam supaya irit di transportasi dan fiskal (Rp 500rb kalo lewat Batam). Kalo anda banyak uang ya langsung terbang aja ke Singapura.

Bagaimana mendapat visa kerja setelah diterima ?
Harusnya, kalo memang agen/perusahaan yang menerima anda bekerja itu bonafid, maka semua urusan ijin kerja akan disponsori dan diurus oleh agen/perusahaan yang menerima anda.
Sekedar informasi prasyarat mendapatkan visa kerja dan klasifikasinya sesuai gaji bisa dilihat di website Kementrian Tenaga Kerja : http://www.mom.gov.sg

Apakah mudah mendapat ijin kerja ?
Memang kebanyakan lowongan di Singapura lebih diutamakan untuk Singaporean atau warga asing pemegang PR (Permanent Resident). Tapi percayalah selalu ada saja lowongan yang terbuka untuk non-Singaporean terutama untuk skill-skill yang tidak pasaran. Jadi musti sabar dan telaten dalam memilah lowongan kerja.

Bagaimana standar gaji di Singapura ?
Saya bukan ahlinya pergajian jadi silakan gunakan panduan gaji (salary guide 2007) berikut : http://www.kellyservices.com.sg

Bagaimana biaya hidup di Singapura ?
Biaya hidup pastinya tergantung gaya hidup.
Tapi bisa saya gambarkan living cost per bulan di Singapore secara garis besarnya sbb. (suami+istri+2 anak):

- sewa flat 2/3 kamar (apartemen tanpa security guard) = S$900-$1200
- sewa apartemen 2/3 kamar = S$1400-$2000
- sewa condo 2/3 kamar (apartemen+sport facilities) = S$2000-$3000
- sewa terrace house (rumah tanah) = S$2500-~
- sewa kamar (bujang) = S$300-~

- makan (sederhana) = S$800
- makan (mewah) = terserah :)
- listrik+air+gas+telpon+internet+transport (normal) = S$300
- sekolah 2 anak = S$200
- cicilan mobil (kalo perlu) = S$600-$800
- rekreasi (kalo perlu) = S$200

Berapa besar pajak yang harus dibayarkan ?
Pajak Singapura relatif tidak besar dibanding negara-negara lain termasuk Indonesia. Untuk $80ribu pertama, pajaknya $4300. Berikutnya 14% tapi tergantung level salary dan juga potongan-potongan seperti istri yang tidak bekerja, anak-anak, tanggungan laen dll. Detailnya ada di website Departemen Pajak Singapura : http://www.iras.gov.sg. Terima kasih buat Mas Joko yang udah ngingetin masalah perpajakan ini.

Bagaimana mencari kost atau kontrakan di Singapore ?
Cari kos kalo anda bujangan atau kontrakan kalo anda sudah berkeluarga ini sangat gampang karena banyak agen buat cari kos/kontrakan. Salah satunya adalah JTC yg detailnya pernah ditulis oleh mbak Hanny 'Sewa Rumah Dari JTC' dalam blognya. Makasih mbak link-nya.

Bisakah bekerja di Singapore tanpa keahlian profesional ?
Setahu saya, WNI yang bekerja di Singapore bukan profesional adalah pembantu rumah tangga (PRT) atau TKW, sang pahlawan devisa. Bagaimana dengan prianya ? Entah karena apa Singapore tidak menerima tenaga kerja pria non-skill. Sebagai contoh, untuk pekerja konstruksi (kuli bangunan) kebanyakan dari India, Pakistan atau Bangladesh. Isunya sih katanya karena tenaga kerja pria Indonesia pernah mempunyai track-record jelek di Singapore. Jadi ya harap maklum buat para pria yg ingin bekerja non-skill di Singapore kayaknya belom ada celah.

Habis itu ?
Traktir saya dong.. Hehehehe…

ACHTUNG !!
MOHON TIDAK KIRIM EMAIL KE SAYA UNTUK DICARIKAN KERJA. SAYA HANYA BISA MEMBANTU MEMBERIKAN TRIKNYA SEPERTI DI ATAS. SELANJUTNYA SILAHKAN DICOBA SENDIRI.
;-)

Semoga beruntung !

Wednesday, October 19, 2005

Berkibarlah Jemuranku


Bagi kita di Indonesia, bendera merah putih berkibar terutama pada 17 Agustus adalah hal yang cukup membangkitkan nasionalisme dan semangat bung Tomo. Di Singapura sini, kibaran jemuran lah yang lazim ditemui setiap hari di flat-flat seperti tampak pada photo di atas. Yah begitulah cara mayoritas masyarakat Singapura yang tinggal di bangunan-bangunan jangkung menjemur pakaian. Mereka menjepit hasil cucian di bambu terus bambu-bambu tersebut dijulurkan di lobang-lobang bambu yang sudah disediakan biasanya di bawah jendela. Pertama kali kesini, rasanya lucu dan risih banget melihat cara mereka menjemur pakaian tersebut. Sekarang sudah terbiasa dengan pemandangan jemuran yang berkibar gagah dimana-mana tapi tetep aja masih risih kalo harus ikut-ikutan menjemur seperti mereka. Dan ini juga menjadi pertanyaan buat saya kenapa mereka harus mengibarkan jemuran mereka sementara dengan digantung di dalam rumah pun hasil cucian tersebut cepat kering juga. Malahan hasilnya ngga terlalu kering sehingga lebih mudah disetrika. Maklum yang ginian tahu banget soalnya pembantu mahal booo… hehehe..


Uniknya, tapi ini rahasia lo yah.. hihihi… mereka dengan bangganya mengibarkan jemuran-jemuran setiap hari tapi anehnya kalo hari nasional (kemerdekaan?) mereka bukannya mengibarkan bendera tapi malahan menempelkan bendera-bendera di tembok-tembok flat mereka. Lucu kan ?
Ntar deh kalo deket-deket 9 Agustusan (hari nasional Singapura) saya ambilin photo-photo bagaimana bendera-bendera Singapura menempel di tembok-tembok sementara jemuran-jemuranlah yang tetap berkibar…
Seandainya ada satu lobang bambu yang khusus buat ngibarin bendera tiap flat kan keren. Ya ngga ? :)
Tapi, yang pasti parade hari nasional Singapura hebat juga loh !

Photo-photo jemuran lain.

Monday, October 17, 2005

Yang Muda Yang Exercise



Setelah yang lalu saya cerita tentang generasi playground untuk anak-anak Singapura dan pijat refleksi gratis untuk para manula, kini saya ingin sedikit cerita tentang anak muda Singapura yang tidak luput dari perhatian pemerintah dalam menyediakan sarana untuk 'berkeringat'. Sarana tersebut berupa balok-balok besi beraneka fungsi yang bisa digunakan untuk melakukan exercise ringan maupun pemanasan sebelom melakukan jogging atau aktifitas olahraga yang laen.
Sarana exercise ini kelihatannya sesuatu yang sepele tapi ternyata pengadaannya tidak main-main karena hampir setiap cluster HDB (perumnas sini) ada sarana tersebut. Meskipun jarang saya temui sarana tersebut di hari-hari biasa dipakai oleh banyak orang, setidaknya kalo libur akhir pekan banyak saya temui muda-mudi yang melakukan gerak badan di lokasi exercise tersebut.
Setidak-tidaknya saya menilai pengadaan sarana tersebut menunjukkan keseriusan pemerintah Singapura dalam memfasilitasi lintas generasinya supaya terutama generasi mudanya tidak punya waktu untuk beraktifitas yang negatif (hmmm.. sok tahu lage-lage).
Yuk kita kasih tahu ke pak RT....

Photo-photo laen.

Friday, October 14, 2005

Ibu Supir Bis



Mau bagi serabi aja kalo di Singapura sini, sebagai negara maju tak gentar :), kesenjangan profesi semakin sempit. Orang tidak minder dengan profesi yang digeluti asalkan profesi tersebut menghasilkan uang dan halal menurut istilah kita. Seperti terlihat dalam gambar di atas, disini hal yang biasa ditemui melihat ibu-ibu menjadi supir bis. Mungkin karena sistem keuangan bisnya yang berdasarkan gaji dan bukan setoran, maka menjadi supir bis pun merupakan profesi yang nyaman dan bukan kendala bagi kalangan ibu-ibu.
Uniknya, yang di foto atas supirnya adalah seorang ibu malay berjilbab yang sangat tidak mungkin kita temui di bis-bis di negara kita.
Semoga profesi ibu menjadi amal jariyah... mengantar kerja saya tiap hari dengan senyum..
:)

Wednesday, October 12, 2005

Koq Internetan Lebih Murah

Gambar diambil dari www.singnet.com

Gambar diambil dari www.telkom.co.id


Heraaaaan banget. Saya wong telekomunikasi tapi melogika tarif internet speedy yang dipasang ama Telkom koq ngga nyampe. Masak dengan jumlah pelanggan yang lebih banyak (dengan asumsi jumlah penduduk dan potensi pelanggan), koq tarif berlangganannya bisa lebih mahal jauh banget ama punya singnetnya Singtel. Atau mungkin emang penghasilan pemakai-pemakai internet di Indonesia yang lebih besar dari Singapura kali yah....
Tidak kah terpikirkan oleh mereka para penentu tarif untuk sedikit memperkecil laba demi mencerdaskan bangsa...
Sedih atawa seneng ? Embuh.. yang penting online 24 jam cuman bayar S$47 per bulan.

Perbandingan lebih detail ada disini :

Tarif bulanan berlangganan ADSL Singnet Singtel.

Tarif bulanan berlangganan ADSL Speedy Telkom.

Tuesday, October 11, 2005

Sungai Urat Nadi Kehidupan


Tak bisa dipungkiri bahwa sungai-sungai yang mengalir di suatu negara merupakan urat nadi kehidupan secara geografis. Apabila nadi-nadi tesebut tidak dirawat dengan baik, maka ibarat nadi dalam tubuh, aliran darah akan tersumbat dan menyebabkan serangan jantung. Begitu juga dengan sungai, harus dirawat dengan baik untuk dapat mengalirkan air dari dataran tinggi ke lautan supaya tidak terjadi bencana banjir apabila air melimpah pada musim hujan. Selain itu sungai yang terawat dari pencemaran juga bisa menjadi sumber air minum olahan seperti halnya sungai-sungai dan mata air di pegunungan.


Di Singapura, sungai-sungai baik besar maupun kecil dirawat dengan baik. Hampir semua sungai yang saya temui sudah dibeton dengan permanen. Tidak hanya itu, sungai-sungai tersebut juga hijau oleh pepohonan dan dirawat untuk selalu terbebas dari sampah dan lumpur. Koq bisa ya ? Tentu saja bisa karena alokasi dananya tersedia dengan jelas dan dipakai dengan bertanggungjawab (sok tahu ya saya.. hehe)


Bahkan sungai besarnya, 'Singapore River' seperti yang terlihat di foto paling atas dijadikan obyek daerah kunjungan turis yang selalu penuh oleh kunjungan wisatawan asing.. terutama turis dari Indonesia karena sungai-sungai di Jakarta katanya udah hitam legam tak sedap lagi dipandang ;)
Kemaren Juli 2005 terakhir pulang kampung ke Kendal, sempat menengok sungai yang sudah mampu dibeton ternyata tidak mampu dirawat dengan baik dan sudah dipenuhi oleh lumpur, sampah dan enceng gondok. Tentu saja efeknya banjir kembali menjadi langganan tiap musim hujan. Kendal kaline banjir... Begitu sindiran lagu keroncong... Terus, kemana yah larinya duit buat merawat sungai ? Jangan-jangan emang ngga ada.. hehe..


Semoga yang disini ini bisa dijadikan contoh. Contoh buat Jakarta dan kota-kota besar lainnya. Bukan buat kota kelahiran Dhika, Wonosobo, yang sungainya masih alami dan airnya mengalir jernih menimpa batu-batu gunung dan menghasilkan maha karya alam berupa gemiricik air nan syahdu....

Photo-photo sungai Singapura dulu dan sekarang.

Sunday, October 09, 2005

Ramadhan Di Masjid Kassim


Alhamdulillah hari ini Engkau masih anugrahkan aku nikmat ramadhan.
Bulan yang bibir seraya sayang untuk diam dari tasbih, tahmid, tahlil.
Bulan yang detak jantung beriringan dengan tangisan istighfar.
Bulan yang Al-Quran tak ingin terlepas dari pelukan.
………
Tadi malem kembali saya dan Dhika genjot sepeda untuk taraweh. Hanya 4 menit genjotan menuju halte, parkir sepeda, lalu naek bis ke masjid Kassim. Kata temen, masjid Kassim selalu rame jamaah taraweh tiap malem makanya mumpung weekend saya ajak Dhika kesana. Emang bener, begitu turun halte bis yang tepat di samping masjid, suasana islami begitu kental. Hampir semua sudut memandang terlihat orang ber-koko yang bersiap menuju masjid. Di pelataran masjid terlihat banyak warung-warung dadakan ala Ramadhan yang menjual berbagai makanan yang masih ramai dipenuhin pembeli. Suasananya begitu meriah. Kemeriahan yang mengingatkan suasana ramadhan di kampung.


Masuk ke dalam masjid, ternyata sudah dipenuhi jamaah yang menunggu sholat Isya. Lantai 1 penuh oleh jamaah makanya oleh petugas masjid kami diminta untuk menuju ke lantai 2 yang ternyata juga sudah hampir penuh.. Subhanallah.. akhirnya suasana ramadhan seperti di kampung yang saya rindukan sejak malam pertama - dimana masjid-masjid lebih dimakmurkan - bisa saya temukan di masjid Kassim malam ini.


Sebenarnya sore hari Jumat sebelumnya saya sempat sholat ashar di masjid Kassim dan melihat beberapa hal unik yang mungkin menarik juga untuk saya ceritakan disini. Masjid Kassim menyediakan bubur gratis selama ramadhan yang dibagikan untuk digunakan berbuka puasa bagi umat Islam yang memerlukan. Dan meski waktu berbuka puasa masih 2 jam lagi, ternyata bubur gratis tersebut sudah habis. Hehe.. doyan juga rupanya orang Singapura ama yang gratisan… maklum.. disini emang susah nyari yang gratisan… lagian.. berkah ramadhan.. :)


Satu hal unik lagi yaitu antrian orang untuk beli ‘air katira’ yang dijual tepat di pintu masuk masjid. Air katira ini katanya cuman dijual waktu bulan ramadhan. Anehnya meski ada beberapa gerai yang jualan air katira, tapi cuman disitu aja yang sampe antri panjang. Saya pikir mereka antri karena gratis tapi ternyata bayar. Yah mungkin saja air katira yang merek Taha tersebut lain daripada yang lain sehingga mereka rela antri panjang untuk beli. Apa sih air katira ? Hehe.. saya ngga ngerti juga dibuat dari apa tapi semalem abis taraweh sempat beli tapi bukan yang merek Taha karena yg merek Taha sudah habis. Rasanya seperti air susu putih (tapi bukan susu) dan di dalamnya ada campuran sedikit seperti kacang ijo (tapi bukan kacang ijo)… hehe Tapi emang seger banget rasanya dan pasti nikmat banget kalo diminum waktu berbuka…
Hmmm.. Besok taraweh di masjid mana lagi yah ? :)
Foto-foto laen masjid Kasim.

Friday, October 07, 2005

Nikmati Hari-hari BMW


Banyak temen di Indonesia mengira kalo kerja di Singapura identik dengan gaji tinggi dan hidup modern kalo tidak bisa dikatakan mewah. Gaji tinggi mungkin benar tapi hidup mewah tergantung orangnya.. hehe..
Gaji bisa dikategorikan tinggi kalo kita bayangkan dengan yang kita dapatkan bila kita bekerja dengan posisi yang sama di Indonesia (Jakarta). Tapi tinggi bukan berarti besar. Artinya, karena kita tinggal dan menghabiskan biaya hidup di Singapura juga, maka tingginya gaji menjadi relative dengan gaya hidup kita.
Berbicara mengenai gaya hidup sehari-hari di Singapura, sering saya pertanyakan ke temen-temen Indonesia yang disini bahwa sebenarnya hidup kita di Singapura ini ‘upgrade’ atau ‘downgrade’ gaya hidup. Karena apa ? Karena hari-hari disini kita harus menikmati BMW kalo mau bisa nabung banyak dan ngga repot . Nikmatin BMW tapi nabung banyak ? Edan atau apa nih Nur hahaha.. jangan jengkel dulu, BMW disini maksudnya Bus, MRT (PJKA Singapura) & Walk.
Yup, disini mobil mahal boo.. Buat bayar COE (Certificate Of Entitlement) atau BPKB - kalo di kita - aja hampir separo harga mobilnya sendiri. Dan itu hanya berlaku 10 tahun meski bisa diperpanjang 10 tahun lagi tapi musti bayar lagi. Dan lagi, kalo untuk orang yang udah pernah merasakan nikmatnya punya mobil bagus di Indonesia macem saya (wuih sombong abis), pasti males banget buat punya mobil disini karena :

1. Tidak bisa parkir di depan rumah
2. Tidak ada pembantu yang bukain gerbang
3. Kalo keluar-keluar cari parkir susah
4. Parkir di flat sendiri bayar
5. Parkir di perkantoran mahal
6. Ngga bisa cuci mobil sendiri sekalian olahraga
7. Lagian jarang keluar rumah
8. Kalopun keluar rumah mau kemana ? :)

Dan masih banyak lagi alasan-alasan lain. Apalagi kalo alasannya ditanyakan ke orang yang ngga mau dan mampu beli mobil disini kayak saya ini ;)
Jujur saja, kalo lagi buru-buru dan ngga pengen naek BMW, saya lebih suka naek taxi. Selain lebih irit karena bertiga bayar satu, juga lebih terasa seperti waktu di kampung halaman karena beneran Mercedes plus supir pribadi.
Hihihi… Suka kan kalo saya kasih serabi yang sedih-sedih ? Makanya isi komentar dibawah ya ? Jangan lupa juga voting dengan klik sekali disini.

Thursday, October 06, 2005

Minimal Rp 4 juta Untuk Punya Pembantu


Saya yakin temen-temen udah mulai jenuh dengan serabi yang heboh-heboh dan nungguin serabi sedihnya tinggal di Singapura sini. Baiklah kali ini saya pengen cerita tentang agak merananya tinggal disini kalo mau irit. Kenapa merana ? Karena untuk mempunyai seorang pembantu disini harus menyediakan dana minimal Rp 4 juta untuk membayar pajak pembantu (levy) ke pemerintah Singapura sebesar S$345 dan Upah Minimum Regional (UMR) pembantu Indonesia yang ditetapkan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Singapura sebesar S$280. Dengan kurs 6000 rupiah, maka total biaya untuk mempunyai pembantu disini adalah sekitar Rp 3,75 juta belum diperhitungkan biaya makan keseharian pembantu yang harus pula ditanggung oleh kita.
Bagi saya pribadi, bekerja dan tinggal Singapura sini tujuan utamanya adalah untuk mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya untuk….. dibagikan ke fakir miskin (hehe.. sebagian loh, ngga semua). Sementara Rp 4 juta menurutku adalah jumlah yang cukup signifikan untuk ditukar dengan kebutuhan untuk memiliki seorang pembantu yang akan membantu pekerjaan di rumah sementara istri saya memutuskan untuk tidak bekerja di luar dan bertekad menjadi direktur rumah tangga. Sebenarnya biaya untuk gaji pembantu bisa ditekan dengan membawa pembantu sendiri dari kampung dan digaji lebih rendah dari standar UMR KBRI seperti banyak dilakukan oleh temen-temen Indonesia disini. Tapi untuk hal ini, hati nurani dan tingkat ketegaan lah yang berbicara.
Setelah kembali dihitung untung rugi dan tingkat kebutuhan seorang pembantu, akhirnya saya putusin untuk tidak memerlukan pembantu. Tentu saja konsekuensinya cukup berat karena harus mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga sendiri. Dan dalam hal ini, tidak mungkin kalo semua pekerjaan rumah harus dilakukan oleh istri saja meskipun istri hanya seorang ibu rumah tangga. Akhirnya, jadilah acara ngepel lantai dan bersih-bersih rumah difungsikan sebagai olahraga rutinku selain tennis (kalo yang punya lapangan ngajak), badminton (kalo Rabu pulang cepet) dan renang (sekalian antar Dhika kursus renang). Juga kadang-kadang kalo anak-anak lagi pada heboh, saya melibatkan diri dalam olahraga jatah istri seperti jemur baju, nyetrika, cuci piring, memasak (air doang hehe), belanja ke pasar dan … ternyata banyak juga yah pekerjaan rumah… hehehe…
Bagaimana dengan mempekerjakan pembantu sebagai baby sitter ? Sudah menjadi komitmen kami untuk tidak pernah mempercayakan pengawasan dan perawatan bayi ataupun anak-anak kepada orang lain. Kami menyadari bahwa sebagai orang tua kandung saja kadang-kadang ada rasa kesal terhadap kerewelan bayi atau kenakalan anak, apalagi pembantu atau baby sitter yang notabene bukan siapa-siapa kita. Sudah pernahkah anda melihat video kekejaman pembantu yang terekam oleh kamera tersembunyi ? Kalo iya, sebagai ortu yang normal pasti akan berpikir seribu kali untuk menyerahkan pengawasan anak kepada baby sitter tanpa kita berada ditengah-tengah mereka. Atau paling tidak, kita harus extra hati-hati sekali dalam memilih baby sitter kalo terpaksa memang jasa mereka masih kita perlukan.

Kalo kamu suka serabi ini, silakan isi komentar di bawah dan jangan lupa votingnya.

Wednesday, October 05, 2005

Malam Pertama Ramadhan

Marhaban Ya Ramadhan.
Alhamdulillah puji syukur sepenuhnya aku panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberiku panjang umur untuk berkesempatan bertemu dengan Ramadhan 2005 ini. Ramadhan bulan yang penuh berkah dan ampunan kali ini sangat spesial buatku karena sejak tahun 2001 aku bekerja di Singapura sini, baru kali ini aku berkesempatan berpuasa hari pertama di Singapura bersama keluarga. Sebelumnya 2001 aku di Jepang, 2002 di Australia, 2003 di Brunei Darussalam dan 2004 di Philipina.
Tadi malam dengan antusias untuk melihat gairah 'malam pertama' Ramadhan disini, aku kayuh sepeda ke masjid Kampung Siglap penuh semangat meskipun terasa agak berat karena Dhika yang beratnya sudah 38kg membonceng di belakang. 10 menit setelah melewati beberapa lampu merah diselingi keluhan Dhika yang pantatnya katanya sakit setiap kali naik-turun trotoar (hehe kesian yah), akhirnya sampe juga ke masjid. Tidak seperti yang aku bayangkan, ternyata masyarakat yang bersiap-siap untuk sholat Isya dan Tarawih tidak sebanyak yang ada dalam pikiranku yang membayangkan masjid di kampung Kaliwungu Kendal sana. Tapi aku kemudian sadar dan maklum karena umat Islam di Singapura jumlahnya cuman sekitar 600 ribuan dan ada sekitar 68 masjid yang tersebar di 'sepetak' Singapura.
Yang menarik, ternyata mesjid-mesjid disini memberlakukan tartil Al Quran 30 juz untuk bacaan sholat Tarawih selama bulan Ramadhan. Hebatnya lagi hanya 1 imam selama 23 rakaat. Tidak 2-3 imam bergantian seperti di kampungku.
Selesai taraweh, kembali kupacu sepedaku pulang. Keringat mengucur deras sesampai di rumah.
Coba kalo di Indonesia, 1 menit keluar rumah udah sampe mushola.
Sedih ? Nikmatin aja.. Semoga semakin berkeringat semakin membawa berkah..
Aaamiiin

Kalo kamu suka serabi ini, silakan isi komentar di bawah dan jangan lupa voting disini :)

Tuesday, October 04, 2005

Tertib Proses Administrasi




Hari ini jam 8 pagi aku ke Immigration & Checkpoints Authority (ICA) buat ngurus re-entry permit anak dan istri karena mereka baru saja ganti paspor yang hampir habis masa berlakunya. Kali ini saya ingin sedikit berbagi serba-serbi (serabi) tentang bagaimana tertibnya proses administrasi di Singapura sini. Untuk kepengurusan segala masalah kependudukan baik untuk Singaporean maupun warga asing, semua informasi ada di website ICA. Kita tinggal download form-form yang diperlukan, kita isi, untuk kemudian kita persiapkan dokumen-dokumen lampiran yang diperlukan sebelum kita pergi ke ICA untuk kita ajukan. Setelah sampe ke ICA, kita perlu antri untuk mendapatkan nomer urut dan loket yang sesuai dengan layanan yang kita inginkan. Dalam nomer urut itu, seperti terlihat dalam gambar di atas, kita diberi tahu berapa orang yang sedang berada dalam antrian sehingga kita bisa mengira-ngira kapan saatnya nomer kita dipanggil. Saat tiba giliran kita, nomer antrian kita akan dimunculkan ke dalam display dengan nomer loket yang akan melayani seperti juga terlihat dalam gambar. Pagi ini saya cuman perlu 30 menit untuk mendapatkan pelayanan re-entry permit dan semuanya gratis disertai senyum ramah dari petugas ICA yang melayani saya. Emang enak kalo semuanya serba tertib dan para 'pegawai negri'nya punya kesadaran sebagai abdi masyarakat. Kapan ya pegawai negri di RT kita bisa begini ? :)

Sunday, October 02, 2005

Singapura Menangkal Bom (Terorisme)



Belum berhenti jantung ini deg-degan menghadapi kenyataan kenaikan tajam BBM terutama minyak tanah, hari ini jantung ini serasa berhenti mendengar bahwa beberapa bom telah meluluhlantakkan Bali kali kedua. Belum jua hilang luka dari bom-bom sebelumnya seperti di Legian Bali, Marriot Jakarta dan kedubes Australia.
Saya sedalam-dalamnya turut berbelasungkawa dan hanya bisa berdoa, "Gusti Allah, ampunilah orang-orang yang telah meledakkan bom tersebut dan sadarkanlah kepada mereka bahwa yang mereka telah perbuat melebihi kekejaman binatang".
Berbicara mengenai bom tidak terlepas dari terorisme. Dan terorisme ini adalah sebuah isme yang sangat pengecut karena tidak berani menunjukkan jati dirinya terhadap apa-apa yang telah diperbuatnya. Bagaimana Singapura menangkal aksi terorisme ? Berikut sekelumit saya ingin berbagi cerita.
Belajar dari tragedi 911 dan beberapa kejadian terorisme yang terjadi di Indonesia, Singapura telah mengambil langkah yang sangat intensif guna menangkal aksi terorisme untuk bisa terjadi di negeri ini. Dimulai dengan dibelinya perangkat keamanan bandar udara dan laut yang tercanggih dan diperketatnya titik-titik keimigrasian yang menuju arah masuk ke Singapura. Tidak hanya itu, kampanye anti terorisme juga secara terus menerus dan tanpa henti digalakkan ke masyarakat untuk selalu waspada terhadap ancaman terorisme sekecil apapun. Salah satunya adalah dengan kampanye poster seperti yang terlihat dalam foto-foto di atas. Poster-poster tersebut terpasang di bis-bis, kereta api, tempat-tempat umum lain dan juga di dalam bandar udara maupun laut. Tidak henti-henti juga speaker yang ada di kereta api maupun bandar udara dan laut mengingatkan untuk melaporkan kalo ada barang yang ditinggalkan tanpa pemilik.
Pernah suatu kali dalam surat kabar saya baca menteri pertahanan Singapura melancarkan sebuah pernyataan bahwa,
"Meski segala tindakan pencegahan terhadap terorisme sudah kita lakukan, tidak ada jaminan bahwa Singapura akan terbebas dari serangan terorisme seperti yang telah terjadi di negara-negara lain. Namun demikian, kita harus barsatu padu untuk terus meningkatkan kewaspadaan dan mengikuti arah berpikir para teroris yang pasti akan selalu mencari titik-titik kelemahan kita untuk melancarkan serangan terorisme. Tiada alasan untuk kita berhenti waspada sebagaimana para teroris itu juga tidak akan pernah berhenti untuk mencari peluang menyerang kita". Hmmm... Pernyataan seorang pemimpin yang begitu bijak dan penuh kewaspadaan.

Kalo kamu suka tulisan ini, silakan isi komentar di bawah dan jangan lupa vote disini.

Saturday, October 01, 2005

Megapolitan Nan Rindang



Sempat beberapa kali jalan-jalan ke Batam naik ferry dari Singapura yang cuman menempuh 1 jam penyebrangan. Ada yang menggelitik hati ini ketika melihat pembangunan perumahan-perumahan maupun ruko-ruko di daerah Batam yang menggunakan cara-cara babat habis pohon-pohonnya sebelum membangun bangunan-bangunan. Sehingga terlihat sangat banyak perumahan-perumahan yang sangat gersang tanpa satu pun ditumbuhi pohon-pohon peneduh. Namun saya kira ini tidak hanya di Batam. Di Jakarta dan Bekasi dimana saya pernah tinggal pun demikian. Banyak pembangunan perumahan-perumahan baru terutama yang kelas menengah yang tidak memperhatikan unsur kerindangan. Seolah-olah tiada sama sekali kesadaran bahwa kerindangan juga diperlukan untuk menjaga keteduhan dan kualitas udara di lingkungan dimana perumahan itu dibangun. Apalagi di tengah kota Jakarta, pepohonan benar-benar menjadi mahluk langka.
Di Singapura, hidup serasa dikelilingi perkebunan. Pohon-pohon tinggi nan rindang ada di sedekat mata memandang dan semuanya tertata rapi dan terawat dengan baik. Tidak hanya di perumahan, di jalan-jalan protokol, di tengah-tengah kota megapolitan, semuanya rindang dan hijau royo-royo kayak PKB Gusdur.. Hehe Jadi ga nyambung deh... :)
Entah berapa banyak biaya yang dikeluarkan pemerintah Singapura untuk menjaga dan merawat kerindangan itu. Yang pasti, hidup jadi terasa lebih teduh dan semilir dengan dikelilingi oleh hijau pepohonan.....
Dulu waktu saya masih kecil, di kampung saya daerah Kendal Jawa Tengah masih ada beberapa petak kebun dan beberapa rumah yang menanam pohon jambu atau mangga. Sekarang semua hilang dan dipenuhi oleh bangunan-bangunan yang sama sekali tidak menyisakan tempat untuk ditanami pepohonan.
Pengen kalo pulang mbilangin ke pak RT supaya nanem pohon tapi apa daya kalo tanahnya emang udah penuh sesak oleh bangunan.... :(

Silakan liat Photo-photo laen dari cerita ini.
Kalo kamu suka ama ini cerita, jangan lupa isi komentarnya di bawah dan voting disini ya ?

Tidak Ada Minyak Tanah

Hari ini. Detik ini. Saya ingin mengungkapkan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya atas kenaikan harga BBM di negriku tercinta Indonesia Raya. Terutama kenaikan drastis 185.7% harga minyak tanah yang kita semua tahu bahwa minyak tanah adalah BBM-nya wong cilik. Entah apa yang ada di benak para pemimpin yang terhormat sehingga begitu teganya menyakiti hati wong cilik dan membuat hidup mereka yang sudah susah menjadi lebih menderita. Saya prihatin...
Sekedar berbagi, di Singapore sini tidak ada monopoli dalam BBM. Beberapa pemain utama BBM ada disini seperti Caltex, Esso, Shell, Mobil dan SPC sehingga harga-harganya pun bersaing. Harga bensin dijual dengan harga berkisar S$1.7 sedangkan solar berkisar S$1.07. Disini setiap sen sangat berharga sehingga ada satu portal PetrolWatch yang bisa dipakai buat referensi untuk mencari harga BBM yang termurah dan terdekat.
Disini saya tidak menemukan minyak tanah karena mungkin seluruh penduduknya memakai elpiji untuk memasak. Elpiji yang untuk perumahan-perumahan baru langsung disupply oleh perusahaan pemerintah sedangkan untuk perumahan lama masih membeli tabung gas dari pengecer yang harganya untuk tabung 12 liter adalah berkisar S$22.5.
Demikian sekilas tentang BBM di Singapura.

Friday, September 30, 2005

Intermezzo: Maju Karena Lagu Kebangsaan

Menonton berita-berita di TV yang memperlihatkan demo BBM dan antrian panjang rakyat Indonesia yang sampai antre berjam-jam cuma sekedar untuk mendapatkan 2-3 liter minyak tanah, hati ini begitu trenyuh. Gerangan dosa apa yg bangsa ini telah perbuat sehingga setelah 60 tahun merdeka bukan kemajuan yang didapat justru kemunduran. Rasanya bangsa Indonesia terlalu kaya dan terlalu punya segalanya untuk bisa terpuruk seperti kondisi sekarang ini. Segala macam sumber daya alam kita punya. Sumber daya manusia pun tidak kurang dengan bertebarannya profesor-profesor lulusan luar negeri dan beberapa yang masih kuliah dan mendapat beasiswa di Singapura... :)
Semalam saya bermimpi bertemu dengan jin yang sok tahu. Saya diminta untuk menanyakan satu hal yang hari-hari ini saya benar-benar pengen tahu jawabnya. Tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, saya pun menanyakan kegundahan yang saya paparkan di atas tentang mengapa bangsa Indonesia yang 'punya segala-galanya' justru saat ini jalan di tempat, sementara Singapura yang notabene 'tidak punya apa-apa' justru melesat kemajuannya bak meteor. Bahkan beberapa asset kritikal bangsa Indonesia telah terbeli oleh Singapura yang salah satunya adalah Indosat.
Apa jawab sang jin sok tahu ? Ini semua karena bangsa Indonesia salah memilih lagu kebangsaan. Liat aja syairnya lagu kebangsaan Indonesia tercinta :

Indonesia tana airku
Tanah tumpah darahku
....
Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Hiduplah Indonesia Raya

Karena itulah negara Indonesia hanya bisa merdeka dan kemudian hidup pas-pasan dan ngga maju-maju. Bandingkan dengan lagu kebangsaan Singapura yang syairnya :

Mari kita rakyat Singapura sama-sama menuju bahagia
.....
Marilah kita bersatu
Dengan semangat yang baru
Marilah kita berseru
Majulah Singapura
Majulah Singapura

Hmmmm.. logis juga neh jawaban jin sok tahu, pikir saya.

Dalam hati saya kemudian berkata, andai saja dulu lagu "Garuda Pancasila" yang jadi lagu kebangsaan negeriku tercinta ini...

Garuda Pancasila
Aku lah pendukungmu
...
Rakyat adil makmur sentosa
Pribadi bangsaku
Ayo maju maju
Ayo maju maju
Ayo maju maju

Hayooo siapa yang berani usul ke pak RT supaya lagu kebangsaan kita diganti ? :)
Atau usul ke kawan DPR yang hobinya studi banding dan bentar lagi naek gaji ? :p

Generasi Playground



Masa depan suatu negara ditentukan oleh generasi penerusnya. Kata-kata ini tentu sudah tidak asing bagi kita. Kesuksesan mencetak generasi muda yang tangguh adalah kunci sukses sebuah negara. Namun sadarkah kita bahwa terbentuknya generasi muda yang baik harus bermula dari generasi anak-anak yang baik pula ? Inilah mungkin yang ada di benak para pemangku jabatan di pemerintahan Singapura sehingga tidak segan-segan untuk memfasilitasi generasi anak-anaknya tidak hanya dengan pendidikan dasar yg murah tapi juga dengan menyediakan arena bermain (playground) buat anak-anak hampir di setiap lingkup flat (perumnas) yang ada di Singapura. Untuk membangun arena bermain ini juga tidak asal-asalan tapi memperhatikan detail keamanan dan kenyamanan bermain buat anak-anak. Kembali saya tercenung dengan begitu seriusnya pemerintah Singapura dalam memfasilitasi generasi anak-anaknya dalam membentuk keseimbangan mental belajar dan bermain untuk mencetak generasi anak-anak yang sehat dan cerdas. Terbayang di negeri tercintaku Indonesia Raya, begitu sulitnya anak-anak untuk menemukan arena bermain yang gratis di tempat-tempat umum. Arena bermain hanya tersedia di sekolah-sekolah dan itupun tidak ada jaminan telah dibangun memperhatikan detail keamanan dan kenyamanan. Di perumahan-perumahan mewah mungkin ada tapi tidak banyak dan juga belom jaminan gratis. Bagaimana dengan di kampung-kampung dan perumahan-perumahan menengah ke bawah ? Kembali saya ingin bertanya, adakah yang berani memberitahukan tentang ini ke pak RT masing-masing ? Bilangin juga ke pak RT, anak-anak tidak cuma perlu belajar dan menangis tapi mereka juga butuh bermain. Hehehe.. ntar malah dimintain sumbangan buat bikinnya berhubung pemerintah juga lagi puzing mikirin demo BBM :)
Photo-photo lain ada disini.

Thursday, September 29, 2005

Sekolah (Dasar) Murah


Masih hangat dalam ingatan saya pada tahun 2002 memasukkan anak sekolah di TK Al Azhar Kemang Pratama Bekasi harus membayar uang masuk Rp 10 juta dan uang SPP bulanan Rp 300 ribu. Pertengahan tahun 2003 anak saya pindah ke Singapura dan masuk ke SIS (Sekolah Indonesia Singapura) membayar uang masuk S$300 dan SPP bulanan sebesar $97. Awal tahun 2005 anak saya pindah ke sekolah lokal Singapura Bedok Green Primary School tanpa sepeserpun membayar uang masuk dan hanya membayar SPP bulanan S$13. Dari sini anda bisa menilai begitu murahnya biaya pendidikan dasar di Singapura yang tentunya tidak terlepas dari besarnya subsidi pemerintah Singapura terhadap dunia pendidikan. Uniknya lagi, saya sangat terkejut ketika $3 dolar uang saku yang saya berikan ke anak saya hanya dihabiskan $1,5 karena makanan-makanan yang ada di kantin sekolah pun ikut disubsidi oleh pemerintah. Udah gitu kalo anda klik fasilitas-fasilitas yang tersedia di sekolah ini anda pasti terkesima karena fasilitas SD koq bisa melebihi kebanyakan fasilitas kampus di Indonesia. Hmmm… bukan saya mau merendahkan dunia pendidikan di Indonesia. Cuman dari sini kita bisa belajar bahwa sudah seharusnya pemerintah Indonesia lebih memperhatikan dunia pendidikan dan menyediakan anggaran yang memadai untuk memajukan dunia pendidikan di Indonesia… Ceilee.. gaya amir gue yak.. hahaha..

Wednesday, September 28, 2005

Setapak Berkerikil Buat Pijat Refleksi




Di Singapura sini jangan heran kalo anda melihat banyak manula yang berjalan tertatih-tatih di atas jalanan setapak berkerikil. Anda pasti bertanya-tanya gerangan apakah yang para manula itu sedang lakukan ? Jawabnya, mereka sedang melakukan pijat refleksi gratis. Setapak Berkerikil (SB) ini banyak didapati di bawah flat-flat di Singapura dengan desain yang beraneka ragam. Kadang timbul pertanyaan di hati saya, benarkah kerikil-kerikil itu ada manfaatnya ? Memang untuk menjawab hal ini diperlukan riset yang mendalam. Namun ada satu hal yang membuat saya yakin bahwa kerikil-kerikil itu pasti membawa manfaat buat yg melakukan pijat dengan berjalan di atasnya karena melihat keseriusan pemerintah Singapura dalam pengadaan SB ini. Tidak hanya di bawah flat-flat, di taman-taman kota bahkan di dalam area industri pun ada. Salah satunya ada di foto di atas yang saya ambil dari SB di dekat kantor saya. Amankah SB ini ? Memang SB ini tidak dianjurkan untuk semua orang dan peraturan di bawah ini mesti dibaca dan dipatuhi.


Di beberapa tempat, SB didesain dengan cukup rumit dengan membedakan tingkat ketajaman dari kerikil-kerikil yang ditaburkan sehingga ‘katanya’ akan lebih memberikan manfaat yang optimal dalam melakukan pijat refleksi. Benarkah ? Jujur saja, saya kurang tahu. Yang pasti, kita bisa belajar dari hal yang kelihatan sepele ini untuk bisa kita adakan di perumahan-perumahan yang ada di Indonesia sehingga memberi kesempatan kepada para manula untuk bisa mendapatkan pijat refleksi secara gratis dan membangun kesadaran bahwa kesehatan tetap harus dijaga sampai usia berapapun.
Ada yang berani meneruskan tentang ini ke ketua RT masing-masing ? :)

Tuesday, September 27, 2005

Perumnasnya Singapura



Berbeda dengan di Indonesia, sedihnya di Singapura adalah rumah tanah (landed property) yang sangat mahal dikarenakan kecilnya negara Singapura. Karena itulah sebagian besar rakyat Singapura tinggal di rumah susun atau flat atau HDB kalo orang Singapura bilang. HDB (Housing & Development Board) adalah perumnasnya Indonesia. HDB adalah kaki tangan pemerintah dalam penyediaan rumah rakyat. Kalo di Indonesia hampir mayoritas rakyatnya tinggal di rumah tanah, tidak demikian dengan Singapura. Disini kebanyakan rakyatnya tinggal di flat (HDB) dan sebagian yang lain tinggal di apartemen, kondominium dan rumah tanah. Bagaimana harga flat tersebut ? Hmmm.. mahal booo. Harga sewa flat-nya saja SGD$1000an per bulan. Kalo harga sewa kondominium yang standar berkisar SGD2000-$3000an per bulan. Bayangin kalo kita sewa rumah di Indonesia, bisa dapet setahun kan ? Tentu dengan type dan fasilitas yang sama. Foto-foto di atas adalah contoh HDB ala Singapura yang seperti kandang burung kalo saya merasakan akhir-akhir ini... :(
Berapa harga flat tersebut ? Memang masalah harga sangat relative dengan tipe HDB-nya namun saya akan beri contoh bahwa ada beberapa orang teman kantor saya - orang Indonesia juga - yang berlebih rezekinya dan sudah membeli HDB tipe 3 kamar tidur luas kira-kira 100m persegi dengan harga seputar SGD$260-280 ribu atau sekitar Rp 1,7 Milyar kalo dirupiahkan (glekk)… Wah temen-temen saya tajir (banyak uang) dong… Hmmm nanti dulu, harga tersebut tentu saja harga kredit atau KPR kalo istilah kita di Indonesia. Berapa tahun mencicilnya ? Bisa 30-35 tahun tergantung dengan besarnya uang muka dan juga usia pembeli. Apakah flat HDB itu bangunan baru ? Tidak. Usia bangunannya sudah 8 tahunan karena memang untuk orang asing pemegang Permanent Resident (PR) tidak diijinkan untuk membeli HDB baru alias harus resale dari pasar property. Ruginya juga, hak kepemilikan flat HDB tersebut cuma hak guna pakai sampai 99 tahun bukan hak milik seperti di kebanyakan di Indonesia.

Lalu apa untungnya beli rumah di Singapura ? Masih ingat dengan harga sewa flat HDB yang saya sebutkan di atas ? Harga sejumlah S$1000an tersebut bisa digunakan untuk membayar cicilan flat tiap bulan sebagai ganti dari membayar sewa. Jadi uang kita tidak terbuang percuma untuk membawar sewa. Berapa uang muka untuk membeli flat tersebut ? Dulu waktu teman-teman saya beli uang mukanya sekitar 20% dan sekarang sudah diperkecil menjadi 10% untuk menggairahkan pasar dan menjaga kestabilan harga flat HDB tersebut.
Apa yang bisa kita pelajari dari ‘perumnas’ Singapura ini ? Adalah bagaimana HDB memberikan subsidinya kepada rakyat Singapura yang disesuaikan dengan berbagai kriteria yang salah satunya adalah pendapatan. Dalam hal ini, pemerintah Singapura memberikan Besarnya pendapatan akan berpengaruh dengan tipe flat yang bisa dibeli. Orang yang pendapatannya besar harus membeli flat dengan tipe yang besar dan subsidi pemerintah yang kecil. Begitu pula sebaliknya, orang dengan pendapatan kecil harus membeli flat yang tipe kecil tapi dengan subsidi yang lebih besar. Jadi dalam hal ini subsidi benar-benar sampai ke sasaran.
Uniknya pemerintah Singapura juga memberi subsidi tambahan kepada orang yang membeli flat berdekatan dengan orang tuanya agar dalam hal ini anak dapat lebih dekat memperhatikan orang tuanya apabila usia mereka sudah lanjut. Hmmm… sampe segitunya yach…
Bandingkan dengan apa yang sudah diperbuat oleh perumnas dalam menyediakan perumahan rakyat.

Monday, September 26, 2005

Belajarlah Walau Ke Singapura

Cuti 3 minggu di rumah jadi bingung mau ngapain. Apalagi kalo semua udah pada bobo. Akhirnya kepikiran buat bikin blog. Tapi blog yg macem mana ya ? Abis dipikir-pikir lage, satu demi satu ide bermunculan... akhirnya terbersit untuk menulis blog yg laen drpd yg laennya. Terus terang aja, sebagai warga negara Indonesia yang tinggal di Singapura, seringkali dalam hati bertanya-tanya kenapa gerangan negaraku begitu tertinggal bila dibandingkan dengan kemajuan-kemajuan yg telah diraih oleh Singapura. Kenapa negara yang 'tidak punya apa-apa' ini begitu maju dan kaya sementara negaraku Indonesia tercinta yang 'punya segalanya' justru sekarang masih terperosok dalam kubangan permasalahan yang tanpa ujung. Untuk itu, dengan membaca bismillah, saya bertekad untuk menulis apa-apa yg telah dicapai oleh Singapura dari kacamata awam 'wong ndeso' macem saya ini yang saya berharap dapat dibaca oleh segenap rakyat Indonesia sehingga dapat memberikan sumbangsih bagi meningkatkan kecerdasan rakyat Indonesia dikarenakan tumbuhnya semangat untuk senantiasa belajar dari yang lebih sukses yang dalam hal ini adalah negara 'jiran' Singapura....
Semoga tulisan-tulisan saya nanti bisa membawa manfaat... Terutama buat diri saya sendiri...